Sabtu, 26 Januari 2013

Penangkal Petir


Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi bangunan dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
Pemasangan penangkal petir untuk rumah adalah memberikan saluran elektris dari atas bangunan ke tanah dengan tujuan bila ada sambaran petir yang mengenai atas bangunan maka arus petir bisa mengalir ke ground dengan baik.  Standart kabel yg di gunakan adalah minimal 50 mm”  (SNI), untuk memilih kabel di bawah 50 mm” tidak di sarankan walau kenyataan di lapangan banyak di gunakan.
Langkah pertama yang harus di lakukan adalah memilih jalur penurunan kabel, ada 2 hal penting dalam pemilihan jalur kabel ini. Pertama jalur terpendek dengan pertimbangan lebih hemat dan Tahanan kabel kecil, Kedua Sesedikit mungkin belokan/tekukan agar tidak terjadi loncatan keluar jalur kabel (Site Flasing)
Pekerjaan pemasangan dimulai dari bawah / ground

PENYALUR PETIR KONVENSIONAL

Jenis instalasi penangkal petir yang lebih cocok untuk rumah tinggal  adalah jenis instalasi penangkal petir konvensional, yakni rangkaian jalur instalasi penyalur petir yang bersifat pasif menerima sambaran petir.
Ada 2 System yang di gunakan :

1. Faraday Cage/Sangkar Faraday
Penangkal Petir Sangkar Faraday adalah rangkaian jalur elektris dari bagian atas bangunan menuju tanah/grounding dengan beberapa jalur penurunan kabel, sehingga menghasilkan jalur konduktor berbentuk sangkar yang melindungi bangunan dari sambaran petir.

Pemanfaatan struktur logam sebuah bangunan bisa dimanfaatkan, misalnya :
- Rangka baja (H-Beam/I-WF)
- Pertulangan Beton
- Frame Alumunium
Pemanfaatan struktur logam tersebut bisa dilakukan dengan catatan harus mengarah ke bawah/tanah di hubungkan dengan unit grounding system.

2. Franklin Rod/Jalur Instalasi Tunggal
Penangkal Petir Franklin Rod adalah rangkaian jalur elektris dari atas bangunan menuju sisi bawah/tanah dengan jalur kabel tunggal, dengan cara memasang alat berupa batang tembaga dengan daerah perlindungan berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112 derajat. Agar daerah perlindungan luar maka Franklin Rod di pasang pada bangunan teratas (tinggi 1 - 3 Meter). Makin jauh dari Franklin Rod maka perlindungan akan semakin lemah pada areal tersebut.

Dari kedua system instalasi penangkal petir konvensional tersebut tentunya sangat di pertimbangkan mengenai standart keamanan, kualitas instalasi, biaya dan estetika menjadi titik tolak utama bagi kita untuk memilih, memakai system pengamanan sambaran petir manakah yang sesuai untuk bangunan kita.


Berikut material yang di perlukan untuk instalasi penangkal petir konvensional :

- Ujung Penerima Sambaran / Splitzer
Dudukan / Pipa penyangga
Kabel Penghantar
Grounding System
- Assesories dan material bantu


Pada perencanaan sistem terminasi udara (Splitzer) pada instalasi penangkal petir konvensional ada 3 metode yang digunakan untuk menentukan penempatan terminasi udara sekaligus untuk mengetahui daerah proteksi. Metoda tersebut adalah :
1. Metoda Jala (Mesh Size Metode)
Metoda ini digunakan untuk keperluan perlindungan permukaan yang datar karena bisa melindungi sebuah permukaan bangunan. Daerah yang akan diproteksi adalah keseluruhan daerah yang ada didalam jala tersebut. Permukaan disamping pada struktur yang tingginya lebih dari radius bola bergulir, yang sesuai dengan tingkat proteksi yang dipilih harus dilengkapi sistem terminasi udara. Pada umumnya digunakan ketentuan bahwa ukuran jala (Mesh) adalah 5 sampai 20 meter. Penghantar terminasi udara harus dipasang khususnya pada tepi atap, garis bubungan atap atau pada menara di atap. Penghantar terminasi udara instalasi penangkal petir konvensional harus menggunakan lintasan sependek mungkin dan langsung menuju ke grounding sistem supaya induktansinya dapat sekecil mungkin. Tinggi setiap splitzer yang digunakan antara 2-3 meter.
Atap bangunan dengan lembaran logam yang dilapisi pelindung atau atap bangunan berupa lembaran logam dengan lapisan tipis isolasi untuk isolasi thermal harus diberi terminasi udara seperti jika atap tidak terbuat dari logam. Atap bangunan yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar harus dilindungi dari pengaruh bahaya pemanasan yang disebabkan arus petir yang mengalir melalui penghantar terminasi udara.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemanasan tersebut diantaranya :
- Mengurangi temperatur konduktor dengan cara memperbesar luas penampang konduktor
- Menambah jarak antara konduktor dengan konduktor lainnya yang dilindungi
- Menyelipkan lapisan pelindung panas antara konduktor dengan material atap yang mudah terbakar

2. Metoda Sudut Proteksi (Protective Angle Metode)

Metode sudut proteksi tidak dugunakan untuk perlindungan struktur yang lebih tinggi dari radius bola bergulir, karena secara geometris akan ada bagian dari struktur yang tidak terlindungi terhadap ancaman bahaya sambaran petir.


3. Metoda Bola Bergulir (Rolling Sphere Metode)
Metoda bola bergulir sangat baik digunakan pada bangunan yang bentuknya rumit. Dengan metoda ini seolah-olah ada suatu bola dengan radius (R) yang bergulir diatas tanah, sekeliling struktur dan diatas struktur kesegala arah hingga bertemu dengan tanah atau struktur bangunan yang berhubungan dengan permukaan bumi yang mampu bekerja sebagai penghantar. Titik sentuh bola bergulir pada struktur adalah titik yang dapat di sambar petir dan pada titik tersebut harus diproteksi oleh konduktor terminasi udara.


Radius Proteksi Instalasi Penangkal Petir Konvensional
Radius proteksi instalasi penangkal petir konvensional berbeda dengan radius proteksi penangkal petir elektrostatis, hal ini di sebabkan karena instalasi penangkal petir konvensional bersifat pasif. Secara teori radius penangkal petir konvensional antara 2 Meter sampai 4 Meter atau 45 derajat dengan ketinggian splitzer 1 Meter. Maka dari itu jika luas struktur bangunan atau areal yang akan di lindungi sangat luas lebih praktis dan ekonomis dipasang penangkal petir elektrostatis. Terminal petir elektrostatis dengan merk Flash Vectron memiliki radius proteksi 157 Meter.


http://www.solusipetir.com/produk-a-jasa/penangkal-petir-rumah.html




Kontaktor

Pengertian Magnetic Contactor




Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka.

Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol.

Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.

Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.

Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) :
  1. kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber tegangan listrik.
  2. kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
  3. kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4.
Jenis kontaktor magnit (Magnetic Contactor) ada 3 macam :
  1. kontaktor magnit utama
  2. kontaktor magnit bantu
  3. kontaktor magnit kombinasi

kontaktor

Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.
Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
kontaktor.jpg
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
kontaktor
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.
Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
a.Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
b.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
c.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
d.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.
e.Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
f.Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.
g.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).

http://carakerjakontaktor.blogspot.com/?zx=5f6b9a0402dc834b

Perencanaan Ukuran Penghantar Dan Pengaman

Perencanaan Ukuran Penghantar dan Pengaman

Menurut NEC ,motor yang dihubungkan dengan tegangan

a. Motor Controller
yaitu peralatan yang digunakan antara lain untuk menjalankan/mengasut motor, untuk menghentikan atau juga membalik arah putaran motor .Rating ukuran dari alat ini biasanya dalam HP (Horse Power). sedangkan alat pengasutnya bisa berupa saklar bintang delta .

b. Pengaman Motor 
yaitu alat yang melindungi motor pada saat bekerja dari kerusakan - kerusakan akibat beban lebih (over current) yang disebabkan oleh hubungan singkat dalam motor.Juga kadang - kadang untuk melindungi motor terhadap tegangan hilang ,Biasanya pengaman motor terdiri dari heater coil atau bimetal dan lilitan elektro magnit dan kumparan magnit besarnya maksimum 125% arus nominal motor,

c. Pemutus Edaran Cabang
Yaitu alat untuk memutuskan aliran kemotor bila motor ada gangguan. Jadi alt ini dibuka ? ditutup bila motor berhenti atau tidak ada aliran arus.

d. Pengaman Hantaran Edaran Cabang
Yaitu biasanya berupa fuse (sekring),patron lebur berguna untuk memutuskan arus lebih atau mengamankan hantaran edaran cabang terhadap arus hubung singkat.

e. Hantaran Cabang
Yaitu hantaran yang digunakan untuk mensuply tenaga listrik pada motor .

f. Pengaman Hantaran Pengisi
Biasanya berupa sekring berguna untuk melindungi hantaran pengisi dan alat - alat yang dilayani terhadap arus hubung singkat .

g. Hantaran Pengisi
Yaitu hantaran yang digunakan untuk mensupply tenaga listrik pada suatu kumparan motor.

h. Perlengkapan Pentanahan
Yaitu hantaran untuk mentanahkan arus bocor pada motor

Sumber :buku catatan ILI  29 - 10 2012








PLC

PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

 Pengertian

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam .
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :
sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog .
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable
menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic
menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller
menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

Bahasa pemograman PLC

Terdapat lima tipe bahasa pemrograman yang bisa dipakai untuk memprogram PLC, meski tidak semuanya di-support oleh suatu PLC, yaitu antara lain :
1. Bahasa pemrograman Ladder Diagram (LD)
2. Bahasa pemrograman Instruction List (IL)/Statement List (SL)
3. Bahasa pemrograman Sequential Function Chart (SFC)/Grafcet
4. Bahasa pemrograman Function Block Diagram (FBD)
5. Bahasa pemrograman tingkat tinggi (high-level), contohnya Visual Basic
Penulis akan membahas bahasa pemrograman PLC yang paling populer digunakan dan paling mudah dipahami, yaitu Ladder Diagram, dengan menggunakan contoh rangkaian Interlock. Ladder Diagram mudah dipahami karena menggunakan pendekatan grafis, yaitu menggunakan simbol-simbol komponen elektromagnetik-mekanik relay (coil dan contact), blok-blok fungsi (function block), seperti timer, counter, trigger, kondisional, serta blok fungsi yang didefinisikan sendiri oleh programmer. Selain itu, karena Ladder Diagram menggunakan pendekatan grafis, maka programmer menjadi lebih mudah untuk melakukan troubleshooting pada program yang akan dijalankan pada PLC.
Pemanfaatan Programmable Logic Controller (PLC) dalam Dunia Industri
Perkembangan industri dewasa ini, khususnya dunia industri di negara kita, berjalan amat pesat seiring dengan meluasnya jenis produk-produk industri, mulai dari apa yang digolongkan sebagai industri hulu sampai dengan industri hilir. Kompleksitas pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku, yang berproses baik secara fisika maupun secara kimia, telah memacu manusia untuk selalu meningkatkan dan memperbaiki unjuk kerja sistem yang mendukung proses tersebut, agar semakin produktif dan efisien. Salah satu yang menjadi perhatian utama dalam hal ini ialah penggunaan sistem pengendalian proses industri (sistem kontrol industri).

Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol industri dimana peranan manusia masih amat dominan (misalnya dalam merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan) telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol otomatis.

Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah Programmable Logic Controller (PLC). Penerapannya meliputi berbagai jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan unit industri lanjutan hasil pertambangan. Kemudahan transisi dari sistem kontrol sebelumnya (misalnya dari sistem kontrol berbasis relay mekanis) dan kemudahan trouble-shooting dalam konfigurasi sistem merupakan dua faktor utama yang mendorong populernya PLC ini.

Artikel ini mecoba memberikan gambaran ringkas tentang PLC ini dari sudut pandang piranti penyusunnya. Apakah Sebenarnya PLC itu? NEMA (The National electrical Manufacturers Association) mendefinisikan PLC sebagai piranti elektronika digital yang menggunakan memori yang bisa diprogram sebagai penyimpan internal dari sekumpulan instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial, pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun proses melalui modul I/O digital dan atau analog.

PLC merupakan sistem yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan atau memonitor keadaan proses pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam sistem berbasis mikroprosesor integral. PLC menerima masukan dan menghasilkan keluaran sinyal-sinyal listrik untuk mengendalikan suatu sistem. Dengan demikian besaran-besaran fisika dan kimia yang dikendalikan, sebelum diolah oleh PLC, akan diubah menjadi sinyal listrik baik analog maupun digital,yang merupakan data dasarnya.. Karakter proses yang dikendalikan oleh PLC sendiri merupakan proses yang sifatnya bertahap, yakni proses itu berjalan urut untuk mencapai kondisi akhir yang diharapkan. Dengan kata lain proses itu terdiri beberapa subproses, dimana subproses tertentu akan berjalan sesudah subproses sebelumnya terjadi. Istilah umum yang digunakan untuk proses yang berwatak demikian ialah proses sekuensial (sequential process). Sebagai perbandingan, sistem kontrol yang populer selain PLC, misalnya Distributed Control System (DCS), mampu menangani proses-proses yang bersifat sekuensial dan juga kontinyu (continuous process) serta mencakup loop kendali yang relatif banyak.

Piranti Penyususnan PLC
PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini biasanya mempunyai ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan) maupun modul utama sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel satu sama lain) mengandung empat bagian (piranti) berikut ini:

1. Modul Catu daya.
2. Modul CPU.
3. Modul Perangkat Lunak.
4. Modul I/O.


Modul Catu Daya (Power Supply: PS)
PS memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang digunakan sebagai memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC buatan Triconex, USA, yakni Trisen TS3000 bahkan mempunyai double power supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua otomatis akan mengambil alih fungsi catu daya sistem.

Modul CPU
Modul CPU yang disebut juga modul kontroler atau prosesor terdiri dari dua bagian:
  1. Prosesor berfungsi:
    • mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang ada.
    • Mengeksekusi program kontrol.
  1. Memori, yang berfungsi:
    • Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL (Relay Ladder Logic), yang merupakan program pengendali proses.


Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula beberapa prosesor sekaligus dalam satu modul, yang ditujukan untuk mendukung keandalan sistem. Beberapa prosesor tersebut bekerja sama dengan suatu prosedur tertentu untuk meningkatkan kinerja pengendalian. Contoh PLC jenis ini ialah Trisen TS3000 mempunyai tiga buah prosesor dengan sistem yang disebut Tripple Redundancy Modular.

Kapasitas memori pada PLC juga bervariasi. Trisen TS3000, misalnya, mempunyai memori 384 Kbyte (SRAM) untuk program pengguna dan 256 Kbyte (EPROM) untuk sistem operasinya. Simatic S5 buatan Siemens mempunyai memori EPROM 16Kbyte dan RAM 8 Kbyte. PLC FA-3S Series mempunyai memori total sekitar 16 Kbyte. Kapasitas memori ini tergantung penggunaannya dan seberapa jauh Anda sebagai mengoptimalisasikan ruang memori PLC yang Anda miliki, yang berarti pula tergantung seberapa banyak lokasi yang diperlukan program kontrol untuk mengendalikan plant tertentu. Program kontrol untuk pengaliran bahan bakar dalam turbin gas tentu membutuhkan lokasi memori yang lebih banyak dibandingkan dengan program kontrol untuk menggerakkan putaran mekanik robot pemasang bodi mobil pada industri otomotif. Suatu modul memori tambahan bisa juga diberikan ke sistem utama apabila kebutuhan memori memang meningkat.

Modul Program Perangkat Lunak PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak, termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang paling populer digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman tersebut dibuat berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant (sistem yang dikendalikan). Semua instruksi dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan pada keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol pada saat ia mengendalikan proses tanpa mengganggu pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.

Modul I/O
Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang bertugas mengatur hubungan PLC dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
  1. Modul masukan
    Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera periferal, dan memberikan pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam PLC.

    Beberapa jenis modul masukan di antaranya:
    • Tegangan masukan DC (110, 220, 14, 24, 48, 15-30V) atau arus C(4-20mA).
    • Tegangan AC ((110, 240, 24, 48V) atau arus AC (4-20mA).
    • Masukan TTL (3-15V).
    • Masukan analog (12 bit).
    • Masukan word (16-bit/paralel).
    • Masukan termokopel.
    • Detektor suhu resistansi (RTD).
    • Relay arus tinggi.
    • Relay arus rendah.
    • Masukan latching (24VDC/110VAC).
    • Masukan terisolasi (24VDC/85-132VAC).
    • Masukan cerdas (mengandung mikroprosesor).
    • Masukan pemosisian (positioning).
    • Masukan PID (proporsional, turunan, dan integral).
    • Pulsa kecepatan tinggi.
    • Dll.
  1. Modul keluaran
    Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid, starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada. Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital. Beberapa modul keluaran yang lazim saat ini di antaranya:
    • Tegangan DC (24, 48, 110V) atau arus DC (4-20mA)
    • Tegangan AC (110, 240V) atau arus AC (4-20mA).
    • Keluaran analog (12-bit).
    • Keluaran word (16-bit/paralel)
    • Keluaran cerdas.
    • Keluaran ASCII.
    • Port komunikasi ganda.


Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita miliki. Mengingat sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi yang memerlukan pemrosesan saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki perangkat pendukung yang mampu mengolah secara real time dan bersifat multi tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu unit pembangkit tenaga listrik misalnya, PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang dan kecepatan turbin, dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran generator yang diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem alarm harus bekerja baik baik di bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi dan komunikasi data yang andal tentu harus kita gunakan. Teknologi cabling, pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time dan multi tasking semacam Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer merupakan hal yang lazim dalam instalasi PLC saat ini. 









http://telkomit.blogspot.com/2010/05/pengertian-plc.html
















Rewinding Motor Listrik

 Rewinding Motor Listrik
Motor listrik ( mesin listrik ).
Mesin listrik atau disebut juga dengan motor listrik adalah suatu benda yang di gerakkan dari sumber ac maupun dc. contohnya adalah motor listrik arus bolak – balik, generator listrik arus searah, generator listrik arus bolak – balik, mesin bor, gerindra, dynamo, blender, mixer, TL, adaptor, dll.
Motor listrik ( mesin listrik ) di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
Generator listrik / alternator : suatu mesin listrik yang menghasilkan tegangan listrik
Motor listrtrik : suatu mesin listrik yang membutuhkan arus listrik.
Transformator : suatu alat yang membutuhkan dan menghasilkan tegangan listrik untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.

Fungsi mesin listrik :
Motor listrik ( mesin listrik ) mempunyai fungsi sebagai penggerak atau merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik / putar. sedangkan generator berfungsi sebagai merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. transformator berfungsi sebagai menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.mesin – mesin trsebut diatas khususnya yang menggunakan listrik arus bolak – balik (AC) dalam pemakaiannya dapat di katagorikan menjadi 2 bagian, yaitu:
Mesin listrik 1 fasa,
Mesin listrik 3 fasa.


Sedangkan mesin – mesin listrik yang pemakaiannya memakai arus searah (DC) tidak selalu sama dengan yang menggunakan arus AC.bagian – bagian mesin listrik AC maupun DC terdiri dari :
Rotor ( bagian yang berputar ).
Stator ( bagian yang diam )
Disebut stator karena bagian mesin yang bergerak / berputar. Adapun trnsformator mempunyai bagian – bagian yaitu :
Belitan primer,
Belitan sekunder,
Koker ( tempat belitan primer dan sekunder),
Inti besi.
Transformator dapat juga dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
Transformator tegangan,
Transformator arus,
Transformator daya.
Adapun rumus yang yang di pakai dalam perbaikan ( repair ) motor listrik 3 fasa, yaitu :
G = 3 . 2P . g
G = 6 P. g
Tp = G/2P ±1
α = 2/3 × G/2P ± 1
P = (F × t)/N
Keterangan :
G = Jumlah atau banyaknya alur pada stator.
T = Waktu
P = Jumlah pasang kutub
f = Frekwensi
g = Banyaknya seri dalam koil / spool
Tp = Jarak sambingan
∝ = Jarak antar fasa (U, V, W)
N = Putaran / Rpm


Penyepulan motor listrik
Motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang rusak ( kontak body dengan spool atau spool dengan spool ) atau terbakar kumparannya,baik kumparan primer maupun kumparan sekunder, dapat di rewinding kembali yang sesuai dengan data motor listrik yang rusak / kontak. cara perbaikan atau rewinding motor listrik yang harus kita perhatikan antara lain adalah sebagai berikut
Siapkan alat dan bahan yang di perlukan :
Palu;
Pahat (betel);
Tang kombinasi;
Plat tundung;
Pisau;
Solder;
AVO meter;
Wheatstone ( m Ω meter );
Megger test;
Micro meter;
Mesin gulung.

Langkah – langkah yang harus dikerjakan :
Data spesifikasi motor yang rusak;
Bongkar ( keluarkan ) kawat email pada alur stator motor;
Bersihkan alur dari kotoran kertas prespan yang sudakh tidak bagus;
Buat isolasi pada alur motor ( bahan isolasi dari kertas prespan);
Buat mal, ukuran untuk spool;
Gulung kawat email sesuai dengan mal / ukuran;
Pasang kawat spool pada alur stator motor;
Pasang isolasi pada tiap – tiap spool;
Rapikan spool dengan mengikat bagian belakang;
Sambungkan ujung – ujung spool sesuai dengan Rpm-nya;
Rapikan spool bagian depan;
Pasang pantek agar kawat email / spool tidak keluar;
Test rangkaian spool dengan alat ukur;
Bila terjadi kesalahan kembali ke nomor urutan 10;
Bila spool tidak adanya kesalahan, lakukan pemberian varnis pada kumparan;
Tunggu beberapa jam agar vernis supaya kering dan menyatu pada kumparan;
Pasang kembali sesuai data spesifikasi.

Model gulungan
Ada 4 macam model gulungan yang sering di pakai dalam penyepulan motor listrik, yaitu :
Gulungan kosentris ( gelung ) tunggal,
Gulungan kosentris ( gelung ) majemuk,
Gulungan simetris ( gelombang ) tunggal,
Gulungan simetris ( gelombang ) majemuk,


Pengecekan motor listrik
Motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang akan di pasang, terlebih dahulu diadakan pengecekan ( di test ). Untuk mengetahui apakah motor listrik tersebut dalam keadaan baik atau rusak.alat yang kita gunakan untuk melakukan pengecekan motor listrik adalah megger test, AVO meter, milli ohm meter (Wheatstone).pengecekan yang kita lakukan adalah :
Cek hambatan antara fasa dengan fasa;
Cek hambatan fasa dengan grounding (body motor);
Cek hambatan tiap – tiap fasa ( U – X, V – Y, DAN W – Z ).

penyepulan motor listrik

Motor listrik ( mesin listrik ).
Mesin listrik atau disebut juga dengan motor listrik adalah suatu benda yang di gerakkan dari sumber ac maupun dc. contohnya adalah motor listrik arus bolak – balik, generator listrik arus searah, generator listrik arus bolak – balik, mesin bor, gerindra, dynamo, blender, mixer, TL, adaptor, dll.
Motor listrik ( mesin listrik ) di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
Generator listrik / alternator : suatu mesin listrik yang menghasilkan tegangan listrik
Motor listrtrik : suatu mesin listrik yang membutuhkan arus listrik.
Transformator : suatu alat yang membutuhkan dan menghasilkan tegangan listrik untuk menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.

Fungsi mesin listrik :
Motor listrik ( mesin listrik ) mempunyai fungsi sebagai penggerak atau merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik / putar. sedangkan generator berfungsi sebagai merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. transformator berfungsi sebagai menurunkan atau menaikkan tegangan listrik.mesin – mesin trsebut diatas khususnya yang menggunakan listrik arus bolak – balik (AC) dalam pemakaiannya dapat di katagorikan menjadi 2 bagian, yaitu:
Mesin listrik 1 fasa,
Mesin listrik 3 fasa.


Sedangkan mesin – mesin listrik yang pemakaiannya memakai arus searah (DC) tidak selalu sama dengan yang menggunakan arus AC.bagian – bagian mesin listrik AC maupun DC terdiri dari :
Rotor ( bagian yang berputar ).
Stator ( bagian yang diam )
Disebut stator karena bagian mesin yang bergerak / berputar. Adapun trnsformator mempunyai bagian – bagian yaitu :
Belitan primer,
Belitan sekunder,
Koker ( tempat belitan primer dan sekunder),
Inti besi.
Transformator dapat juga dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
Transformator tegangan,
Transformator arus,
Transformator daya.
Adapun rumus yang yang di pakai dalam perbaikan ( repair ) motor listrik 3 fasa, yaitu :
G = 3 . 2P . g
G = 6 P. g
Tp = G/2P ±1
α = 2/3 × G/2P ± 1
P = (F × t)/N
Keterangan :
G = Jumlah atau banyaknya alur pada stator.
T = Waktu
P = Jumlah pasang kutub
f = Frekwensi
g = Banyaknya seri dalam koil / spool
Tp = Jarak sambingan
∝ = Jarak antar fasa (U, V, W)
N = Putaran / Rpm


Penyepulan motor listrik
Motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang rusak ( kontak body dengan spool atau spool dengan spool ) atau terbakar kumparannya,baik kumparan primer maupun kumparan sekunder, dapat di rewinding kembali yang sesuai dengan data motor listrik yang rusak / kontak. cara perbaikan atau rewinding motor listrik yang harus kita perhatikan antara lain adalah sebagai berikut
Siapkan alat dan bahan yang di perlukan :
Palu;
Pahat (betel);
Tang kombinasi;
Plat tundung;
Pisau;
Solder;
AVO meter;
Wheatstone ( m Ω meter );
Megger test;
Micro meter;
Mesin gulung.

Langkah – langkah yang harus dikerjakan :
Data spesifikasi motor yang rusak;
Bongkar ( keluarkan ) kawat email pada alur stator motor;
Bersihkan alur dari kotoran kertas prespan yang sudakh tidak bagus;
Buat isolasi pada alur motor ( bahan isolasi dari kertas prespan);
Buat mal, ukuran untuk spool;
Gulung kawat email sesuai dengan mal / ukuran;
Pasang kawat spool pada alur stator motor;
Pasang isolasi pada tiap – tiap spool;
Rapikan spool dengan mengikat bagian belakang;
Sambungkan ujung – ujung spool sesuai dengan Rpm-nya;
Rapikan spool bagian depan;
Pasang pantek agar kawat email / spool tidak keluar;
Test rangkaian spool dengan alat ukur;
Bila terjadi kesalahan kembali ke nomor urutan 10;
Bila spool tidak adanya kesalahan, lakukan pemberian varnis pada kumparan;
Tunggu beberapa jam agar vernis supaya kering dan menyatu pada kumparan;
Pasang kembali sesuai data spesifikasi.

Model gulungan
Ada 4 macam model gulungan yang sering di pakai dalam penyepulan motor listrik, yaitu :
Gulungan kosentris ( gelung ) tunggal,
Gulungan kosentris ( gelung ) majemuk,
Gulungan simetris ( gelombang ) tunggal,
Gulungan simetris ( gelombang ) majemuk,


Pengecekan motor listrik
Motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang akan di pasang, terlebih dahulu diadakan pengecekan ( di test ). Untuk mengetahui apakah motor listrik tersebut dalam keadaan baik atau rusak.alat yang kita gunakan untuk melakukan pengecekan motor listrik adalah megger test, AVO meter, milli ohm meter (Wheatstone).pengecekan yang kita lakukan adalah :
Cek hambatan antara fasa dengan fasa;
Cek hambatan fasa dengan grounding (body motor);
Cek hambatan tiap – tiap fasa ( U – X, V – Y, DAN W – Z ).


http://rodhinafivhelmi01.blogspot.com/




Tipe Jaringan

 Tipe Jaringan Komputer

 
Tipe Jaringan terkait erat dengan desain sistem Operasi Jaringan. Ada 2 tipe Jaringan. Yaitu sebagai berikut :
ipe Jaringan Komputer Beserta Keuntungan dan Kerugiannya
1. Jaringan Client- Server
Server Adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer -komputer yang lain (client) di dalam jaringan dan Client adalah komputer- komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang di sediakan oleh Server. Jadi antara Server dan Client saling berhubungan 1 sama lain. Server di jaringan Cient-server di sebut dengan Dedicaded Server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebt tidak dapat berperan sebagai Workstation.
Adapun Keuntugan dari Tipe Jaringan Client- Server 
  • Kecepatan Akses Lebih Tinggi karena penyedia layanan atau fasilitas jaringan dan pengelompokan dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak di bebani dengan tugas lain seperti sebagai workstation. 
  • Sistem Keamanan dan Administrasi Jaringan Lebih Baik, karena terdapat sebuah komputer yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrator dan sistem keamanan jaringan.
  • Sistem Backup Data Lebih Baik, Karena pada jaringan Client-server backup data dilakukan di server, yang akan meng-bacup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.

Dan Untuk Kerugiannya adalah sebagai berikut :
  • Biaya Operasional relatif lebih mahal.
  • Di perlukan adanya suatu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.
  • Kelangsungan Jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu.

2. Jaringan Peer to Peer
    Bila di tinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server si jaringan Tipe Peer To Peer di istilahkan Non- Deicated Server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai Workstatioan.

ipe Jaringan Komputer Beserta Keuntungan dan Kerugiannya
 Adapun Keunggulannya Anatara lain...
  • Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi- pakai fasilitas yang di milikinya, seperti Hardisk, Driver, fax/modem, printer dan masih banyak yang liannya.
  • Biyaya Operasional relatif lebih murah di bandingkan dengan tipe Client- Server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan  khusus yang mengorganisir dan menyediakan fasilitas jaringan.
  • Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga, bila satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan.
Sedangkan Kerugiannya adalah
  • Troubelshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan Peer to Peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. di jaringan Client- Server, Komunikasi adalah antara server dengan Workstation.
  • Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan denagn jaringan Client- Server karena setiap komputer/peer di samping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri.
  • Sistem keamanan jaringan di tentukan oleh masing - masing User dengan mengatur keamanan masing - masing fasilitas yang di miliki.
  • Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing masing komputer tersebut.

Nahh gimana tuh penjelasannya apakah kalian udah tau sekarang tentang ipe Jaringan Komputer Beserta Keuntungan dan Kerugiannya.... Pastiya donk. Semoga apa yang saya berikan ini dapat bermanfaat buat kita semua yang sedang belajar. Bila ada kata -kata yang kurang pas atau tulisan yang kurang pas yaa di maklumi aja yaa hee... dan juga sama Minta Maaf.. oke Akhir kata Wasalamualaikum Wr. Wb.